Salam Fachry,Saya bersyukur anda selamat dari penodongan di Aceh itu ya, sehingga sekarang dapat berkumpul deh, untuk belajar dan berbagi.
Memang, manusia itu ‘kan Animal Simbolikum, yaitu makhluk yang menciptakan dan mengekspresikan sesuatu dengan simbol-simbol. Salah satu dari simbol-simbol itu adalah nama. Dengan pencarian yang anda lakukan, anda mencoba untuk menangkap makna yang tersirat dari nama itu. Saya melihat anda punya sikap yang dapat dijadikan suatu “modal” atau “kekuatan” anda dalam menulis, yaitu punya rasa ingin tahu yang besar dan tidak mudah puas.
Potensi anda yang lain adalah jiwa petualang yang menggebu-gebu, membuat anda mempunyai segudang pengalaman yang dapat dijadikan “bahan bakar” yang tidak ada habis-habisnya untuk menggerakkan pena. Demikian juga kemampuan fotografinya. Dari foto-foto yang dihasilkan, tentu mempunyai banyak makna yang tersirat. Alangkah indahnya apabila anda dapat membagikan pengalaman anda, dengan mendeskripsikan hal-hal apa yang ada di balik foto-foto tersebut.
Tulisan-tulisan anda tentunya akan semakin kaya ya, dengan bapak belajar tentang kefilsafatan. Suatu ilmu yang memuat tentang nilai-nilai moral, yang berangkat dari sikap kebijaksanaan. Perpaduan dari pengalaman berinteraksi dengan orang banyak, potret-potret kekayaan budaya, dan kebijaksanaan, menjadi orkestra musik yang indah yang dapat direkam dalam sebuah tulisan. Memang hidup ini indah ya Fachry..
Salam.
Tulisan Mas Fachry bisa begitu indah walaupun untuk sekedar topik perkenalan. Membaca tulisan Mas Fachry membuat saya teringat buku-bukunya Andrea Hirata penulis buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Karena Andrea disetiap tulisannya selalu menggambarkan satu hal secara mendetil dan sering menggunakan simbol-simbol. Tulisan ini seakan mengajak pembacanya untuk dapat lebih menyelami karakter penulis yang berbeda dari orang kebanyakan sehingga karya ini harus dibaca dengan seksama tidak bisa sambil lalu.