Friday, March 16, 2007

Zakky

Setuju bang..
cuma, saya pengen menggali asa untuk setiap pengalaman??

itu yg blom dalam bisa saya rasakan??

tlg bantu adikmu!! bang F!!!

Fera

Ingin berbagi nih, Mas....
Kalau kata orang bijak, kebahagiaan bukanlah diukur dari apa yang di dapat, melainkan bagaimana kita bereaksi terhadap segala sesuatunya.Berhentilah sebentar dari aktifitasmu sekarang untuk berdoa dan bersyukur sejenak atas apa yang sudah dimiliki hingga detik ini.

Wednesday, March 07, 2007

R. Ismala Dewi

Salam Fachry,

Saya bersyukur anda selamat dari penodongan di Aceh itu ya, sehingga sekarang dapat berkumpul deh, untuk belajar dan berbagi.

Memang, manusia itu ‘kan Animal Simbolikum, yaitu makhluk yang menciptakan dan mengekspresikan sesuatu dengan simbol-simbol. Salah satu dari simbol-simbol itu adalah nama. Dengan pencarian yang anda lakukan, anda mencoba untuk menangkap makna yang tersirat dari nama itu. Saya melihat anda punya sikap yang dapat dijadikan suatu “modal” atau “kekuatan” anda dalam menulis, yaitu punya rasa ingin tahu yang besar dan tidak mudah puas.

Potensi anda yang lain adalah jiwa petualang yang menggebu-gebu, membuat anda mempunyai segudang pengalaman yang dapat dijadikan “bahan bakar” yang tidak ada habis-habisnya untuk menggerakkan pena. Demikian juga kemampuan fotografinya. Dari foto-foto yang dihasilkan, tentu mempunyai banyak makna yang tersirat. Alangkah indahnya apabila anda dapat membagikan pengalaman anda, dengan mendeskripsikan hal-hal apa yang ada di balik foto-foto tersebut.

Tulisan-tulisan anda tentunya akan semakin kaya ya, dengan bapak belajar tentang kefilsafatan. Suatu ilmu yang memuat tentang nilai-nilai moral, yang berangkat dari sikap kebijaksanaan. Perpaduan dari pengalaman berinteraksi dengan orang banyak, potret-potret kekayaan budaya, dan kebijaksanaan, menjadi orkestra musik yang indah yang dapat direkam dalam sebuah tulisan. Memang hidup ini indah ya Fachry..

Salam.

Dara Maina

Yang pertama kali terlintas dalam fikiran saya ketika membaca tulisan mas Fachry adalah rasa bingung. Bukan karena tulisannya yang membinggungkan tetapi yang membuat saya binggung adalah untuk apa yah Mas Fachry belajar menulis lagi.

Tulisan Mas Fachry bisa begitu indah walaupun untuk sekedar topik perkenalan. Membaca tulisan Mas Fachry membuat saya teringat buku-bukunya Andrea Hirata penulis buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Karena Andrea disetiap tulisannya selalu menggambarkan satu hal secara mendetil dan sering menggunakan simbol-simbol. Tulisan ini seakan mengajak pembacanya untuk dapat lebih menyelami karakter penulis yang berbeda dari orang kebanyakan sehingga karya ini harus dibaca dengan seksama tidak bisa sambil lalu.

Dari tulisan ini juga terlihat bahwa seorang Fachry Latief adalah seorang perfeksionis karena untuk mencari tahu arti jawaban atas suatu pertanyaan Mas Facry terus mencari sampai menemukan jawaban yang pas. Seorang Fachry Latief adalah seorang yang tidak takut menghadapi hal baru karena Mas Fachry berani meninggalkan Comfort Zonenya sebagai Fotografer Majalah Asing untuk kembali memcari ilmu.

Seorang Fachry Latief juga pencinta seni karena fotografi, penulisan deskripsi yang penuh simbol adalah bagian yang tidak terlepaskan dari seni. Seorang Fachry Latief juga sosok orang yang ingin mencari hikmah dari setiap peristiwa dalam hidupnya yang ditandai dengan kesukaannya membaca karya-karya Imam Ghazali dan Hamka.

Sejauh ini saya puas dengan deskripsi Mas Fachry tentang dirinya. Sudah terbentuk dalam benak saya gambaran tentang Mas Fachry walaupun hanya mengenalnya lewat kata-kata.

Salam, Dara

Rizki Syawalina

Buat Mas Fachry,

Wow! Tulisan yang amat panjang. Hebat banget deh. Pertama baca tulisan mas Fachry, yang terlintas dalam benak saya yaitu seorang yang mandiri, pemikir, petualang, dan religius. Di tulisan ini Mas Fachry bisa menjabarkan semua pengalaman yang mas Fachry alami.

Dan tulisan ini seperti tulisan yang dibuat mengalir, apa adanya (waduh, maaf ya kalo sok tau). Nah, kalau masukannya mungkin pemakaian kalimatnya yang sedikit diperbaiki karena, jujur, ada beberapa kata yang kurang dimengerti jika dibaca. Entah itu kalimatnya terlalu panjang atau perlu ada sedikit penambahan kata agar kalimatnya nyambung (duh, sekali lagi maaf ya kalo sok tau).

Mungkin itu saja masukan dari saya.

Hudoyo Sumunar

Hi Fachry,

Dari tulisan Fachry Saya menangkap kesan bahwa Fachry adalah seorang yang masih cukup muda, sekitar 30an tahun, senang bertualang dan pandai berfilsafat, mungkin ini karena pengaruh dari kelas filsafat yang di ikuti.

Tulisan anda dibumbui dengan filsafat dan kata-kata indah bersayap. Terus terang tidak mudah buat Saya untuk segera menangkap apa yang tersirat dari tulisan anda. Perlu beberapa kali Saya membacanya untuk bisa mengambil inti tulisannya.

Saya kira, sebagai penulis Fachry akan ahli dalam mengkombinasikan antara filsafat dan sastra. Suatu keahlian yang cukup langka di jaman sekarang ini.

Salam, Hs