Wednesday, June 27, 2007

Eka Wenats

Foto merupakan framing fotografer.

Realitas yang direduksi secara semena oleh pemotret.
Dibungkus melalui warna dan komposisi.
Estetika fotografi lebih merupakan hasil tafsiran pemotret.

Kuat lemahnya keteraturan di belakang ketidakteraturan. Antara harmoni dan chaotics. Titik kelemahan yang tidak dianggap, berlalu dalam keberasingan.
Bukan begitu, Fachrie ?

Fanny

Foto sebagai ekspresi jiwa,
and Maz FacHry jago banget ekspressiin jiwanya kedalam foto2 n tulisan,..

aku suka yang "mandi lumpur" natural aja,..

Sukses bwat Maz fachry

Fadhli

Torehan peristiwa yang banyak meninggalkan asa terkumpul dalam paduan warna pada gambar.

Fachry adalah orang yang sering memaknainya dengan petikan tangannnya.

Bravo, Sahabatku ...

Icha

Mas fachry.....

Insya Allah im a fighter.. soal happy sekarang harus jadi prioritas dalam hidup icha .. sekarang icha harus sabar, banyak doa & usaha keras.. demi & untuk kebaikan semuanya.. Icha mau bagian orang-orang yang icha sayang ..Allah pasti punya satu misi atas kehadiran icha di bumi ini.. moga2 icha bisa bermanfaat di kehidupan ini..
at least if i don't have "heaven" in this earth life..let's hope tht i will have real heaven in life after life..eternity & no limited time to have those "happiness" :D ..

InsyaAllah lah mas..itu juga kalo icha lolos ujian di "jembatan"-nya.. Doain yaaaa..Mas

Monday, June 25, 2007

Abu Mufakhir

Pada Sebuah Asumsi, Seni Terletak di Materi(al).

Seni pada perkembangan yang bisa saya ikuti, artinya saya mengerti, tentu saja dengan mengukur suatu karya (karya itu sendiri atau asumsinya), sepertinya telah dijejali sekian banyak asumsi-asumsi, yang memperkarakan medium representasinya sendiri. Ketika saya memandang seni sebagai sebuah kemauan yang tak disadari, ketika saya sadar saya telah berasumsi, ketidaksadaran saya mati. Lalu ukuran apa yang saya pakai, entah, yang pasti sangat subjektif. Sebelum diteruskan, saya hanya ingin katakan subjektif bukan berarti tanpa dasar. Hanya sebuah keberanian. Tapi juga bukan untuk menghadapkan diri secara bertentangan dengan logika formal. Logika formal yang mana? Yang mana saja yang kamu anggap formal, walau belum tentu berkesesuaian dengan apa yang saya maksudkan. Jadi, bebaskan, lalu mari kita teruskan.

Tidak semua asumsi berdampak. Tapi saya memfokuskannya hanya pada asumsi yang berdampak. Buat apa saya menulis sesuatu yang tidak berdampak? Bukan itu pertanyaannya, tapi seperti apa dampaknya, bagaimana dampak itu dihasilkan, dari proses seperti apa?

Perdebatan, dimana seharusnya lukisan di mediakan, kanvas, tembok, kaos, monitor komputer, atau media lainnya. Selesai. Semuanya boleh. Tidak ada seharusnya. Walau kemudian istilah gambar di anggap lebih relevan jika di luar kanvas. Keterikatan dengan kanvas yang semakin lemah membuat para seniman lebih bebas mengungkapkan segala gagasannya lewat semua media yang mungkin. Di saat kematian seniman sebagai pembentuk maksud, seni justru kian menjadi pernyataan pribadi. Sebuah ironikah? Seolah ironi, mungkin itu jawaban saya.

Thursday, June 21, 2007

Muslim

As Wr.Wb.

Mengenai Fachry bagi saya:
1. Penipu ulung soal realita
2. Tukang ngeles kalo debat.
3. Provokator wacana.
4. Gadungan gayanya
5. Sinting pemikirannya
6. Ingin menjadi Tuhan

Kritik & saran:
1. Anda bukanlah apa-apa, hanya sebagian dari keindahan dunia. Tidak lebih dan tidak kurang.
2. Jangan terlalu melampung ke langit, cobalah membumi, Karena Tuhan tidak ada di langit, tapi di sekitar & dekat dengan Anda.
3. Cobalah menetap, jangan terlalu melayang, melarikan diri, dan merasa sebagai Seorang pengamat. Sudah saatnya Anda turun dalam kehidupan.
4. Janganlah menghindar atau meninggalkan sesuatu hal saat itu mulai menjadi bagian dari keindahan anda (jangan byk nanya & pura-pura bodoh).
5. Percayalah dengan kata-kata hati-Mu, dan berusaha menuju ke ke arah kebaikan, sambil berusaha mengendalikan keburukan. Karena Tuhan adalah Hati-Mu.

As Wr.Wb.

Saturday, June 16, 2007

Abu Mufakhir

doG Bless You Sempat, ternyata sempat.

Hal kecil berarti itu sempat saya alami. Sewaktu sepi melulu. Kutu-kutu di bulu anjing, menjilati bir dingin.

Terimakasih, untuk tuan yang telah bersedia menjadi Tuhan malam ini.
Terimakasih. Semoga Anjing selalu memberkatimu tuan.
Selalu.Disela itu seorang tua memainkan ringkih gitarnya.

“abu lihat, garis dicakrawala itu adalah senarku..”

matanya menatapku penuh harap, agar aku percaya. Aku hanya pergi, tak berkata, tapi percayalah, dalam hati aku percaya, bahwa garis dicakrawala itu adalah senarnya.

seperti senja yg lumpuh karena separuh waktu terbunuh… begitulah

Dida


Saya sendiri tidak terlalu yakin dengan apa yang telah ditulis untuk saya oleh Bang Fachry dalam komentar-komentarnya. Tapi setidaknya, ada beberapa hal yang perlu kita berikan apresiasi terhadap tulisan-tulisan Bang Fachry (tanpa pujian yang berlebihan) yakni;

(1) kita mampu melihat dan menyadari dengan seksama karakter seseorang yang selalu menghargai hasil jerih payah orang lain, dan itu jarang sekali kita lihat dan kita sadari dari rata-rata orang yang ada di dunia ini selain Bang Fachry;
(2) Kita mampu memperhatikan hal-hal kecil kendati pun itu sepele tapi hanya sedikit orang peduli terhadap hal-hal kecil tersebut yang mungkin suatu nanti tanpa disadari bisa menjadi menjadi bom waktu bagi kita, dan Bang Fachry adalah orang yang sangat peduli terhadap hal-hal kecil tersebut.

Tulisan-tulisan ringan Bang Fachry selalu menjadi motivasi dan inspirasi bagi saya dalam memahami arti hidup yang sesungguhnya.

Muslim

As Wr.Wb. Al Muqarom and Syeikh Fachry

Terima kasih atas nasihat yang telah anda berikan kepada saya. Hati orang siapa yang tahu, tiada yang tahu selain yang dititipkan dan Yang sedang bergelut dengannya. Saya tidak menyukai limun, memakai minyak wangi atau meminum anggur, jadi manalah Saya tahu tentang semua itu. Suatu kata bisa menjadi suatu hal yang indah, bila orang menginginkannya. Dan bisa menjadi sebaliknya bila orang menginginkannya. Segala sesuatu itu indah aslinya. Saya mengerti, Saya tidaklah mengerti tentang hal-hal yang saya mengerti. Hanyalah Tuhan yang membukakan penglihatannya, tiada yang tahu seberapa jauh Iya membukanya. Maafkanlah saya karena saya tidak memperhatikan keindahan anda terlalu lebih, yang saya coba mengerti.

Berikanlah nasihat agar Saya mengerti,
apa yang ingin Saya ingin mengerti.

Sedikit kata saja dari Anda akan membuka ribuan tangan untuk memberi, menurunkan hujan yang memberi kehidupan bagi dunia, menerangi gelapnya malam bagaikan rembulan, dan mengindahkan malam bagai bintang yang menghiasinya dengan cahaya.

Wss Wr Wb.

Bobby

Hai bung Fachry,

Hidup ini memang penuh misteri, kadang apa yang kita tidak pikirkan ada juga rupanya. yang penting adalah bagaimana kita menerimanya saja ya kan....
belum tentu apa yang tidak kita pikirkan itu tidak ada, biar hati dan jiwa bahagia tidak stess dengan kedatangan apa2 yang tidak kita maui, pahamilah dan terimalah, sehingga hati menjadi tentram dan aman....catatan, jangan diterima saja melainkan mengolah apa yang datang dan permak dengan benar.

Putut

eh, pa'i..... gimana, udah nyampe derajat spiritual...?? apa malah cenderung membelot...?? wahahhahha.....

philosopher combined with photographer... nice one...
Gimana...?? kira kira kapan dogma2 agama di negri ini bisa hancur...??

sampe kapan tuh kira kira tren agama dijadiin alat berpolitik...?? hohoho....
like einstein said ;
"science without religion is lame, religion without science is blind"
is it rite...?? sama gw mo nanya, does god really exist...?? ahaiiii...